SURABAYA – Tingginya emisi karbon menegaskan urgensi meningkatkan kesadaran akan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan. Atas dasar ini, Pertamina New & Renewable Energy (NRE) menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan energi bersih, Kamis (25/5).
Director of Project & Operations Pertamina NRE, Norman Ginting menggarisbawahi pentingnya kesadaran mahasiswa terhadap energi baru dan terbarukan (EBT). Ini didasarkan pada fakta bahwa Indonesia menghasilkan emisi karbon yang relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. “Menurut United Nation (PBB, red), setiap penduduk Indonesia mengeluarkan emisi sebesar 7, 2 ton karbon dioksida setiap tahun, ” tambahnya.
Baca juga:
Kasal Hadiri Peringatan Hari Pers Nasional
|
Menurut Norman, tingginya emisi karbon tersebut disebabkan 85 persen sumber energi listrik masih berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini kemudian menuntut Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dengan meningkatkan penggunaan energi bersihnya. Dengan meningkatkan kesadaran akan EBT, Norman optimis bauran energi bersih akan mencapai angka 35 persen pada tahun 2060.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng (empat dari kanan) bersama dengan para petinggi Pertamina New & Renewable Energy
Mendukung target tersebut, Norman mengatakan jika Indonesia memiliki potensi energi bersih yang cukup besar. Potensi energi bersih di Indonesia mencapai lebih dari 360 gigawatt-peak (GWp) yang berasal dari geotermal, solar, biomassa, energi air dan angin. “Letak geografis, geologis, dan astronomis Indonesia sangat mendukung untuk pengembangan berbagai macam energi bersih tersebut, ” jelasnya dalam seminar Pertamina New & Renewable Energy University Outreach and Engagement, di Gedung Research Center ITS .
Norman menuturkan bahwa, dari beberapa sumber energi bersih tersebut, panas bumi atau geotermal merupakan salah satu energi bersih yang sangat potensial. Indonesia sendiri menjadi pemilik sekitar 40 persen atau 23, 36 gigawatt potensi panas bumi dunia. Meski demikian, hanya tujuh persen yang masih dimanfaatkan. “Dalam roadmap Pertamina NRE, kami mengejar pemanfaatan ini akan naik dua kali lipat dalam beberapa tahun ke depan, ” ujarnya.
Director of Project & Operations Pertamina NRE Norman Ginting memaparkan terkait perkembangan dan potensi energi bersih di Indonesia
Melihat besarnya potensi energi bersih, Norman mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara industri dan universitas untuk bersama-sama mencapai net zero emission pada 2060. Mahasiswa dapat terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi energi bersih kemudian industri akan membantu untuk melakukan hilirisasi. “Seperti salah satu hasil inovasi ITS, yaitu GESITS yang telah menjalin kerja sama dengan Pertamina, ” lanjutnya.
Acara yang digelar di Auditorium Research Center ITS ini turut dihadiri langsung Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng. Lebih dari 300 mahasiswa ITS dari berbagai departemen turut meramaikan acara yang ditutup dengan gelar wicara bersama para pimpinan Pertamina NRE. “Semoga adanya acara ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang menjadi penerus di bidang EBT, ” pungkas Ashari dalam sambutannya. (*)
Reporter: Tyara Novia Andhin
Redaktur: Muhammad Faris Mahardika