SURABAYA - Menjelang Pelaksanaan pencoblosan Pemilu 2024 yang tinggal hitungan hari, semakin banyak pro dan kontra antara masing-masing kubu pendukung dari para Paslon kontestasi. Suhu politik kian memanas, dan perpecahan ditengah masyarakat pun semakin rawan terjadi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, para Rektor beberapa kampus akademisi di Tanjung perak mengambil sikap dan langkah tegas, agar tidak terjadi perpecahan di tengah masyarakat, khususnya di kalangan akademisi.
Para akademisi dari Lingkungan Kampus sekitar Tanjung Perak Surabaya. Antara lain, STAI Taswirul Afkar Surabaya, Institut Al Fitrah Surabaya dan STIBADA Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya menggelar Deklarasi Selamatkan Pemilu 2024 di Lingkungan Kampus.
Kegiatan yang diinisiasi oleh para Rektor Katiga kampus tersebut, digelar di Hotel Khas Jl. Benteng No.1 Nyamplungan Surabaya tersebut, selain dihadiri oleh Kalangan Mahasiswa dan Dosen juga dihadiri oleh para Rektor dari ketiga kampus.
Dalam sambutannya Dr H Rosidi Rektor Institut Al Fitrah Surabaya, mengajak para akademisi yang hadir untuk ikut aktif Selamatkan Demokrasi Pemilu 2024, terutama, di lingkungan Kampus. Menolak keras segala bentuk perilaku Black Champaign dan tidak mempercayai berita hoax yang dapat menciderai pesta demokrasi.
"Aktif menjaga situasi dan kondisi, menjaga atmosfer akademik yang sehat dalam bingkai kebebasan mimbar akademik yang bertanggung jawab dan dapat menerima perbedaan pilihan politik dalam suasana kekeluargaan serta bersepakat kampus bukan tempat berpolitik dan memecah belah, sebaiknya kampus menjaga kondusifitas dan memberikan edukasi kepada komponen bangsa sehingga tercipta Pemilu yang adil." ujarnya.
Selain itu juga menyampaikan bahwa tugas Para Akademisi selayaknya untuk mereduksi hal - hal yang seharusnya tidak terjadi di masyarakat. Menjaga budaya ketimuran di Indonesia. Menciptakan dan menjaga pelaksanaan pemilu yang adil di Indonesia.
"Dalam keberlangsungan Pemerintahan ada 3 hal yang mendasar, Kekuatan Militer, Kekuatan Ekonomi dan terakhir Kepercayaan terhadap Pemimpin. Dimana Kepercayaan terhadap Pemimpin termasuk mempunyai peranan yang utama, sehingga penting moments pemilu agar memberikan hak suara nya, agar ada kepercayaan masyarakat terhadap Pemimpin." terangnya.
Baca juga:
Baharkam Polri Evaluasi Penanganan Pandemi
|
Dan para Rektor juga menegaskan, agar para civitas akademika mempunyai peran aktif menjaga situasi dan kondisi termasuk ikut memperbaiki suasana perbincangan agar tidak mengarah ke hal-hal yang provokatif dan intimidatif.