SURABAYA – Sebanyak 14 mahasiswa prodi S1 Fisika Universitas Airlangga (UNAIR), 35 mahasiswa Kimia Universiti Teknologi Malaysia (UTM), dan dua mahasiswa Teknik Fisika Institut Teknologi Sumatra (ITERA) bertemu dalam acara Joint Student Seminar Week. Acara itu berlangsung di Gedung Kuliah Bersama(GKB) Kampus MERR-C UNAIR, Rabu (1/5/2024) hingga Senin (6/5/2024) esok.
Hadir dalam acara itu, Dr Mark Lee, Dr Fahzira Razak, dan Dr Susilawati Toeman selaku pendamping dari UTM; Dr Vera Khoirunisa dan Dr. Listra Ginting selaku dosen pendamping ITERA; dan Dr Lusia Boli, dosen tamu dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Penyelenggara acara joint student seminar ini adalah Quantum Engineering Design (RC-QED), Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR. Acara yang dibuka oleh Dekan FST, Prof Miratul Khasanah ini menghadirkan pembicara kunci, yaitu Prof Hadi Nur, Kepala UPT Laboratorium Terpadu Universitas Negeri Malang. Selain itu, hadir pula empat pembicara undangan. Mereka adalah Kepala BIOME UNAIR, Dr Imam Siswanto; mahasiswa doktoral Applied Physics Osaka University, Rizka Nur Fadilla; dan mahasiswa master, Kimia, Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi, Malaysia, Etika Dessi Susanti dan Roichatul Madinah.
Kerja Sama
Baca juga:
Alih Status Jadi PTNBH? Ini Syaratnya
|
Seminar yang mengusung tema “RC-QED Conference 1445 on the Usage of Computational Methods in Integrated Research” ini adalah bagian dari kerja sama joint class antara ketiga prodi dari tiga universitas tersebut. Tema joint class ini adalah penggunaan metode komputasi berbasis mekanika kuantum dalam riset. Para peserta mempelajari teori dasar komputasi density functional theory. Mereka juga belajar praktik komputasi secara remote ke komputer klaster Riven yang dimiliki oleh RC-QED.
Joint class ini telah berlangsung selama empat semester terakhir, yaitu sejak tahun ajaran 2021/2022 semester 2. UNAIR selaku tuan rumah bekerja sama dengan Airlangga Global Engagement (AGE) dan FST. Setelah mapan secara silabus dan pelaksanaan, tahun ini FST UNAIR meningkatkan bentuk kegiatan. Dari proses belajar-mengajar di kelas menjadi seminar bersama. Para peserta mempresentasikan pekerjaan mereka di hadapan para panelis dan peserta lainnya.
Misi Jangka Panjang
Ketua penyelenggara sekaligus ketua RC-QED, Febdian Rusydi mengatakan bahwa joint class dan seminar ini memiliki misi jangka panjang. “Misi jangka panjang joint class dan joint seminar student ini adalah membentuk komunitas riset di bidang komputasi berbasis mekanika kuantum, ” katanya.
“Sedangkan misi jangka pendek adalah mengakselerasi peningkatan kualitas tugas akhir para mahasiswa secara kolaboratif. Kita telah menyadari bahwa edukasi dan riset tidak dapat dilakukan secara terkotak-kotak, baik pengkotakan disiplin ilmu ataupun pengkotakan institusi. Institusi kita boleh berbeda, ada yang dari UNAIR, UTM, dan ITERA. Namun, permasalahan sains dan teknologi tidak pernah bergantung pada entitas perguruan tinggi. Kolaboratif dan interdisiplin ilmu sudah menjadi keniscayaan, ” lanjut Dr Febdian
Sebagai indikator misi jangka pendek tersebut, panitia seminar telah menyeleksi empat pekerjaan peserta untuk dilanjutkan ke tingkap publikasi. Sehingga, luaran dari joint student seminar ini adalah publikasi bersama para peserta.
Penulis: FST UNAIR